Glaukoma adalah sekelompok penyakit mata dengan karakteristik kerusakan saraf optik yang mengakibatkan kehilangan penglihatan permanen. Tekanan cairan dalam mata (tekanan intra-ocular) umumnya meningkat di sebagian besar, namun tidak semua, dari kasus penyakit ini. Peningkatan tekanan cairan disebabkan oleh ketidakseimbangan antara produksi dan drainase cairan. Ketika tekanan cairan melebihi tingkat tolerir saraf optik, saraf optik menderita kerusakan. Tekanan mata yang menyebabkan kerusakan dapat bervariasi pada individu yang berbeda.
Glaukoma terjadi di sekitar 3% dari populasi tetapi menyebabkan lebih dari sepertiga kebutaan di Singapura. Penyakit ini adalah penyebab paling umum kebutaan ireversibel, dengan lebih dari 67 juta kasus di seluruh dunia. Setengah dari pasien-pasien glaukoma tidak mengetahui bahwa mereka memiliki penyakit tersebut. Penyakit ini yang tidak dapat dicegah ataupun disembuhkan, tetapi dapat dikontrol untuk mencegah kebutaan. Kemungkinan Glaukoma meningkat seiring usia dan dapat menjangkiti 10% di antara orang-orang berusia 70 ke atas.
Faktor risiko Glaukoma meliputi:
Glaukoma didiagnosa melalui pemeriksaan mata yang mencakup pengukuran tekanan cairan mata dan pemeriksaan saraf optik secara menyeluruh pada bagian belakang mata untuk mengidentifikasi jumlah kerusakan yang terjadi. Lapangan pandang pasien diuji untuk memeriksa penglihatan yang hilang pada bagian perifer. Pemeriksaan ini menggunakan mesin yang memeriksa apakah pasien dapat melihat bintik-bintik cahaya dalam tingkat kecerahan yang berbeda di beberapa lokasi dalam mata. Tes penglihatan tambahan sering dilakukan untuk menilai jumlah kerusakan saraf optik telah diderita.
Glaukoma adalah penyakit kronis yang tidak dapat disembuhkan, tetapi dapat ditangani secara efektif dan dikendalikan untuk mencegah kehilangan penglihatan lebih lanjut. Glaukoma dapat diobati dengan modalitas berikut:
Tujuan dari pengobatan adalah untuk menurunkan tekanan bola mata ke tingkat di mana saraf optik tidak akan menderita kerusakan. Tindakan ini akan mencegah kebutaan dan mempertahankan penglihatan yang ada. Sementara dokter sering menganjurkan menggunakan obat tetes mata sebagai langkah pertama dari pengobatan, pilihan modalitas tergantung pada jenis Glaukoma dan tingkat keparahan penyakit pasien. Setelah memulai pengobatan, sangatlah penting untuk pasien secara rutin mengunjungi dokter sehingga respon terhadap pengobatan dapat dimonitor. Ada kemungkinan dibutuhkan perubahan dalam rezim pengobatan jika tekanan intraokular tidak berkurang atau ada reaksi yang merugikan pasien.